Hagai 2 : 9 Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam.”
Firman ini berbicara tentang kemegahan rumah yang kemudian akan melebihi kemegahan yang semula. Kitab Hagai ini berbicara tentang Rumah TUHAN. Siapakah Rumah TUHAN itu? Selain kita semua.
Kenapa dikatakan Rumah TUHAN yang kemudian lebih megah dari yang sebelumnya? Karena Firman TUHAN itu akan disingkapkan semakin hari semakin dahsyat dan orang-orang menerima penyingkapan daripada firmanNya di zaman akhir ini disebut sebagai orang-orang akhir zaman atau dikatakan The Latter Rain Generation. Kita adalah tubuh Kristus yang akan menerima kemegahan jauh lebih besar dari kemegahan yang sebelumnya. Rumah yang sebelumnya berbicara kedaan kita hari-hari ini, orang-orang yang hidup di hari-hari terakhir kemegahan mereka di dalam TUHAN itu akan bertambah. Karena penyingkapan Firman yang semakin dibukakan semakin dalam semakin luar biasa. Dan dari firman diatas kita bisa melihat bahwa TUHAN berjanji untuk memberikan damai sejahtera.
Jadi damai sejahtera ini seperti treatmark, seperti materai sebab setiap kali TUHAN berbicara tentang umatNya maka tidak akan pernah terpisahkan dari damai sejahtera. Termasuk saat firman TUHAN berbicara tentang orang-orang yang akan dimuliakan di hari-hari terakhir, bahwa keadaan orang-orang yang akan di muliakan di hari-hari terakhir maka akan ada damai sejahtera disitu. Jadi ciri khas dari orang-orang yang akan mengalami kedasyhatan TUHAN itu akan selalu di iringi dengan damai sejatera. Damai sejahtera TUHAN itu sebuah materai.
Orang-orang yang akan bersaksi di hari-hari terakhir itu, mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki atmosfir dunia. Mereka adalah orang-orang yang memiliki damai sejahtera di dalam kehidupan mereka. Karena damai sejahtera itu tidak dapat dibeli. Akan tetapi hanya bisa diberikan oleh TUHAN kita YESUS KRISTUS.
Dimana TUHAN ada, disitu pasti damai sejahtera juga ada. Sebagai tubuh KRISTUS, kita adalah rumah kediaman RohNya. Jadi apabila kita betul-betul menyambut rohNya, maka manifstasi dari damai sejahtera pun akan menguasai kita bahkan ketika firman pewahyuan itu dibukakan.
Roma 14 : 17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Disitu dikatakan bahwa kerajaan ALLAH yang pertama adalah kebenaran. Kita harus tahu tentang kebenaran. Kebenaran itu disandingkan dengan damai sejahtera. Jadi ketika kita menerima kebenaran maka kita menerima damai sejahtera. DIA hadir maka kerajaanNya hadir. Dan kalau DIA hadir maka damai sejahteraNya itu hadir. Kebenaran yang dibukakan atas kita hari-hari terakhir yaitu, kemegahan rumah TUHAN dihari terakhir itu jauh lebih megah dari kemegahan sebelumnya. Kalau kegagalan pekat, maka terang TUHAN yang akan nyata pun semakin pekat. Suasana terang dan suasana kegelapan itu jauh berbeda.
Yesaya 60 : 2 Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.
Kegelapan yang semakin pekat, itulah yang disebut kekelaman. Ketika firman TUHAN itu dinyatakan maka damai sejahtera itu akan hadir. Jauh berbeda dengan suasana dunia. Dunia semakin gelap, semakin pekat tetapi terang TUHAN yang adalah damai sejahtera semakin lama semakin pekat juga. Dan TUHAN mau orang-orang yang hidup di hari-hari terakhir betul-betul mengalami damai sejahtera atau shalom ini. Ketika shalom ini semakin dibukakan maka TUHAN mau kita mengalami kuasa daripada shalom ini. Karena dimana TUHAN ada, kerajaanNya dinyatakan maka shallom itu hadir sebagai atmosfir yang berbeda. Shalom adalah atmosfir dari kerajaanNya, shalom adalah tanda daripada kehadiranNya. Kehadiran shalom itu adalah kehadiran berkat. Shallom itu juga berarti ketika TUHAN menciptakan alam semesta dimana keadaan bumi pada waktu itu belum berbentuk dan Roh TUHAN melayang-layang diatas permukaan air dimana ada perkataan, “Let there be light! (biarlah disana ada terang!)”. perkataan terang ini juga diartikan, biarlah disana ada shalom. Dan dikatakan jadilah terang, maka shalom itu dilepaskan, diutus. Memang kalau di dalam bahasa Indonesia itu sepertinya terang itu diciptakan. Akan tetapi tidak!
Kejadian 1 : 3 Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
Kejadian 1 : 4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
Kata “Jadilah terang” itu bukan diciptakan, tetapi diutus. Karena di dalam terjemahan NKJV dikatakan seperti ini, “then GOD said, let there be light”. Kata let there be light itu sama saja seperti begini, biarlah terang itu ada disitu dan terang itu diutus disitu. Kalau TUHAN berkata Akulah terang dunia berarti YESUS itu tidak diciptakan, tetapi YESUS diutus.
Yohanes 9 : 5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.”
Yohanes 8 : 12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Terang itu tidak diciptakan akan tetapi terang itu diutus. YESUS adalah bagian dari ELOHIM. YESUS diutus supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tinggal di dalam DIA, maka orang itu akan masuk di dalam atmosfirnya DIA. Karena di dalam terang itulah shalom dan di dalam shalom, itulah atmosfir dimana TUHAN mau kita semua alami. Itulah sebabnya di dalam kitab Hagai dikatakan bahwa kemegahan rumah yang akan datang itu akan jauh lebih megah daripada rumah yang sebelumnya. Kenapa? Ini berhubungan dengan pewahyuan yang semakin dibukakan. Semakin dalam dan semakin dahsyat!
Saya mau katakan bahwa kitalah orang-orang yang disebut rumah yang terakhir. Kemegahannya jauh lebih dahsyat dari kemegahan yang semula. Jemaat mula-mula itu berbicara mengenai rumah yang semula yang sedang menuju kepada rumah yang terakhir. Karena ketika pewahyuan tentang KRISTUS itu dibukakan mengenai penyingkapan tentang KRISTUS itu sendiri maka rahasia damai sejahtera itu disingkapkan.
Oleh : Timothy Parengkuan (Restoration Community Founder)
Leave a Reply