Pada tahun 2015, saya divonis dokter terkena kanker usus. Hasil CT SCAN menyatakan bahwa sel kanker tidak bisa dikompromikan lagi dan harus segera ditindak, karena kemungkinan kanker sudah ganas dan sudah terjadi pelengketan antara usus dengan ovarium. Pertimbangan lainnya adalah kanker akan cepat membesar dan menyebar.
Sewaktu dalam perjalanan menuju rumah, perkataan dokter tersebut selalu terngiang dan membuat pikiran saya berkecamuk, sehingga membuat badan saya menjadi lemas.
Sesampainya di rumah, saya tidak banyak bicara dengan keluarga, saya langsung masuk ke kamar dan menangis sejadi jadinya kepada Tuhan. Saya bertanya ada apa dengan hidup saya. Saya benar-benar mencurahkan isi hati saya kepadaNya karena saya merasa apa yang terjadi dalam hidup saya seperti mimpi buruk, saya minta supaya Roh Kudus mengintrospeksi diri saya. Saat itu juga tiba-tiba Tuhan meliputi hati saya dengan damai sejahtera, Tuhan tidak bicara secara detail, tetapi saya percaya Dia hadir dalam atmosferNya yang datang atas saya.
Hari berganti hari saya terus berdoa. Apa yang harus saya lakukan? Apa saya akan mengalami mujizat; maksud saya apakah Tuhan mau menyembuhkan saya secara tiba tiba atau saya harus menjalani operasi.
Keluarga akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi.
Saya bertanya kepada Tuhan : “Tuhan apa benar cara ini yang Tuhan mau saya lakukan, aku mau mendengar suaraMu.” Pada saat datang kepada Tuhan, kasihNya meliputi saya dan Roh Kudus mengingatkan saya tentang pesan yang disampaikan oleh Bapak Rohani saya ( Bapak Timothy Parengkuan) tentang Hanukkah yang berbicara tentang bagaimana kita mendedikasikan kembali Bait Allah, yaitu dengan cara mengizinkan Tuhan membersihkan baitNya supaya perkakas Rumah Tuhan dapat kembali ditaruh di dalam Bait Allah, termasuk didalamnya adalah adalah Tabut Perjanjian yang berbicara tentang Hadirat Tuhan.
Saya merenungkan kembali Firman Tuhan itu, dan saya sungguh-sungguh minta Roh kudus untuk memberikan pengertian agar saya tidak salah meresponi keadaan saya dan tidak membuat kesalahan dalam keputusan yang akan saya ambil.
Roh Kudus mulai menyingkapkan kepada saya bahwa Tuhan ingin membersihkan tubuh saya secara penuh karena tubuh saya adalah BaitNya. Saya sadar betul bahwa saya adalah orang profetik yang harus bisa menangkap bahasa Tuhan, karena dalam segala hal Tuhan punya bahasa yang harus bisa dimengerti. Saya tahu bahwa bahasa Tuhan kepada saya adalah tentang tubuh saya itu sebagai Bait Allah dan Tuhan ingin membersihkannya dari segala macam pencemaran yang ada di didalam tubuh ini. Karena Tuhan akan membawa saya masuk ke dalam musim yang baru dengan tubuh (Bait Allah) yang bersih. Karena pada saat itu adalah awal di tahun baru yaitu tahun 2016, dan dalam kalender Yahudi itu adalah tahun 5776 yang disebut dengan Ayin VAV.
VAV artinya adalah Perjanjian. Pada saat pengertian datang kepada saya, kehadiran Roh Kudus dapat sangat saya rasakan dan dengan berani saya mengambil keputusan untuk menjalani operasi. Karena setelah pengertian datang saya mau sepakat dengan pesan Tuhan yang sudah saya terima.
Pada tanggal 24 Januari 2016 saya mulai menjalani perawatan di rumah sakit dan tindakan operasi dilakukan pada tanggal 26 Januari 2016. Selama dua hari menunggu tindakan, saya datang kepada Tuhan dan bersyukur harus melewati semuanya ini karena saya mengerti, Tuhan sedang mentahirkan saya dan mengikatkan diriNya dengan saya di dalam PerjanjianNya.
Hari operasi tiba, sebelum operasi dokter visit ke kamar inap dan mengatakan bahwa saya harus bersedia juga kalau ovarium saya diangkat karena sudah terjadi perlengketan. Operasi diperkirakan akan dilakukan selama kurang lebih 8 jam.
Ketika tiba waktunya saya harus masuk ke dalam ruang operasi, hadir juga Bapa Rohani, sahabat serta keluarga yang mendampingi. Saya menceritakan kepada mereka apa yang Tuhan katakan kepada saya. Setelah mendengar cerita saya, mereka semua mendukung dan mendoakan saya. Setelah mereka berdoa bagi saya, saatnya saya sendiri dibawa masuk ke ruang operasi oleh para perawat, saya berkata kepada Tuhan.. Terima kasih Tuhan sudah ada di dalam ruangan ini saya mau selaras dengan Firman yang sudah saya terima dan perjanjian Tuhan ada atas saya dan perjanjian yang Tuhan buat adalah perjanjian kehidupan di mana tidak ada kematian di dalamnya. Kalau kita sudah mendengar suara Tuhan kita harus terus memperkatakannya kembali supaya tidak ada kesempatan buat suara intimidasi datang kepada kita.
Operasi berjalan lancar dan ketika saya kembali sadar dokter bercerita kalau ovarium aman dan tidak perlu diangkat. Operasi hanya berjalan selama 4 jam, setelah saya mendengar cerita dari dokter saya bersyukur kepada Tuhan, dan saya berkata Tuhan terima kasih saya telah melihat perbuatan Tuhan atas hidup saya.
Dari hasil operasi usus saya, harus dilakukan biopsi sedangkan dari hasil patologi saya dinyatakan stadium akhir sehingga harus menjalani kemoterapi sebanyak dua belas kali. Waktu saya mendengar bahwa saya harus di kemoterapi sebanyak dua belas kali dalam kurun waktu selama sembilan bulan, membuat saya lemas kembali, karena jumlah kemoterapi tidak bisa dikurangi untuk jenis ini. Saya kembali bertanya kepada Tuhan.. Tuhan apa saya masih harus menjalani kemoterapi, saya ketakutan mendengar kondisi orang-orang yang menjalani kemoterapi.
Tuhan memberikan kembali firman Nya di dalam
Mazmur 32 : 8
Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata Ku tertuju kepadamu.
Waktu saya mendapatkan ayat tersebut kesaksian di dalam roh saya menyatakan bahwa saya harus melewati jalan ini yaitu kemoterapi. Tetapi saya terus berdoa supaya Tuhan menguatkan hati saya. Sebelum waktu kemoterapi dilakukan, saya kembali berkonsultasi dengan dokter dan dokter mulai menjelaskan kepada saya efek efek yang akan saya hadapi pada saat kemoterapi, badan akan tidak nyaman dan rambut akan rontok lalu akan mual dll, semuanya sangat tidak enak.
Masuk waktu kemoterapi tiba tiba Roh Kudus berbicara kepada saya bahwa nanti tidak akan ada sehelai rambutmu yang akan rontok. Saya terkejut dan saya menangis karena Roh Kudus sangat lembut berbicara dan Dia menyelimuti saya kembali dengan kasihNya.
Terlintas dalam roh saya ayat ini
Lukas 21 : 18 – 19
Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan , kamu akan memperoleh hidupmu.
Setelah mendengar suara Tuhan dan membaca ayat ini, saya percaya bahwa benar harus melalui menjalani kemoterapi karena Tuhan akan mengajar dan menuntun selama proses tersebut.
Kali pertama kemo rambut saya tetap utuh, ada yang berkata rambut belum tentu rontok pada saat kemo pertama namun bisa jadi pada kemo yang berikutnya atau beberapa hari setelahnya.
Hari lepas hari saya lalui sambil menunggu jadwal berikutnya.
Sampai tiba di kemo yang kedua, rambut saya benar benar tidak ada yang rontok. Melihat hal itu pasien lain bertanya dan di situlah saya bersaksi bahwa Firman Tuhan telah terlebih dahulu datang kepada saya dan mengatakan bahwa rambut saya tidak akan rontok. Saya bersukacita karena melihat FirmanNya benar terjadi. Saya melihat Tuhan ada bersama saya pada saat melewati semua proses ini.
Pada kemo yang ke enam saya merasa badan sudah tidak kuat, rasanya sudah tidak bisa lagi melanjutkan kemo karena badan semakin lemah. Saya sudah tidak bisa makan karena ditambah diare, semua organ bagian dalam tubuh saya sudah tidak tahan.
Suatu malam pada saat tertidur, saya bermimpi sedang berkata kata dalam doa: “Tiba waktunya Engkau mempermuliakan anak dan anak akan mempermuliakan Bapa”. Ketika bangun saya teringat akan ayat itu yang tertulis di dalam
Yohanes 17 : 1
Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah AnakMu, supaya AnakMu mempermuliakan Engkau.
Saya merenungkan ayat tersebut dan menyadari bahwa lewat proses ini, Bapa akan dimuliakan lewat kehidupan saya dengan Tangan Tuhan sendiri yang menolong saya sehingga semua orang dapat melihat ada Tuhan di dalam hidup saya.
Keesokan hari saya masih belum bisa makan sama sekali dan badan masih terasa lemas, akhirnya saya tertidur kembali. Pada saat saya tertidur saya mendengar nyanyian yang kata-katanya seperti ini, Roti Hidup jadilah makananku. Saya sadar betul roti hidup ialah Firman Tuhan. Saya sangat berterima kasih kepada Tuhan karena dapat mengalami Dia di dalam kondisi yang paling lemah.
Manusia roh saya mulai bangkit dan saya mulai membaca Alkitab kembali dan memperkatakan FirmanMu yang membuat aku hidup. Saya percaya ketika manusia roh saya bangkit, dan mulai menjadikan Firman Hidup itu sebagai makanan, maka pasti tubuh ini akan mengikuti manusia roh saya. Saya mulai terus memperkatakan Firman Tuhan atas hidup dan tubuh saya. Selang beberapa jam tiba tiba ada keinginan dalam diri saya untuk makan.
Saya benar-benar terpukau dengan apa yang Tuhan buat atas hidup saya. Di dalam tidur, saya tahu betul saya mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Akibat dari perjumpaan itu, saya mengalami kebangkitan. Haleluya !!!
Sejak itu saya mendapat kekuatan yang luar biasa dari Tuhan dan mengikuti kemoterapi sampai selesai pada akhir tahun 2016.
Saya masih melakukan kontrol setiap tahun dan sampai tahun lalu dokter mengatakan bahwa saya sudah bersih. Dari seluruh pemeriksaan yang dilakukan, kondisi saya stabil dan tidak ada keluhan sama sekali, dan ternyata Tuhan membuat pemulihan yang sangat cepat.
Tahukah Anda mengapa Tuhan mengerjakan pemulihan yang sangat cepat dalam hidup saya, karena saya menjaga diri dengan Firman Tuhan yang adalah Roti Hidup itu sendiri, Firman yang menghidupkan dan Firman yang tidak pernah gagal. Saya berani mengatakan bahwa Firman yang saya terima dari Bapa berhasil di dalam hidup saya.
Saya selalu memperkatakan Firman atas hidup saya dan mengetahui dengan pasti, Tuhan mengizinkan saya melewati proses ini untuk saya berubah. Terkadang situasi yang kita alami mengkondisikan perjumpaan dengan Tuhan. Dia mau supaya kita mengalami KebaikanNya.
Sekarang, saya mengerti bahwa saya bukan sekedar disembuhkan oleh Dia tetapi lewat kejadian itu saya sudah diikat oleh perjanjianNya. Bahwa saya adalah milikNya dan didalam saya ada NamaNya. PerjanjianNya menarik saya untuk tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam saya. Itulah yang membuat saya hidup sampai saat ini.
Buat kalian yang membaca kesaksian ini, saya mau sampaikan apapun yang sedang kalian hadapi janganlah meresponnya dengan sikap hati yang salah, tetapi mari kita minta pengertian kepada Tuhan, supaya kita tidak salah merespon dan membuat keputusan. Percayalah Tuhan akan memberikan pengertian dalam segala sesuatu dan ketika pengertian datang maka kita akan melihat masalah dengan cara yang berbeda. Dan bukan hanya itu saja, tetapi kita akan melihat Tuhan secara nyata di dalam hidup kita sehingga apa yang tidak mungkin bagi manusia akan menjadi mungkin bagi Tuhan. Amin
Deborah Nanlohy
Leave a Reply