Menjadi Generasi Yang Dipulihkan (Kesaksian Antonius Herusetya)

Saya percaya bahwa saya hidup dalam waktu dan musimNya Tuhan, dan Ia sedang menuntun saya dan keluarga untuk masuk dalam kepenuhan panggilanNya melalui pewahyuan yang disingkapkan sampai kebelakang tabir. Dan saya percaya bahwa kita adalah generasi yang telah dipilih sebelum dunia dijadikan, dipanggil, dan akan dimunculkan pada hari-hari terakhir ini untuk menjadi saksi-saksiNya sesuai dengan agenda Tuhan. Dan karenanya saya ingin bersaksi bagaimana pekerjaan Tuhan yang dahsyat dalam hidup saya dan keluarga akhir-akhir ini.

Pada akhir Desember 2017 yang lalu saya mendapat serangan jantung di Taipeh, namun karena pertolongan Tuhan saya selamat dan dapat sampai kembali lagi ke Indonesia. Sejak awal, Tuhan sudah menguatkan saya dengan memberikan FirmanNya secara spesifik, bahwa “Aku tidak akan mati, tetapi hidup dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN” (Mazmur 118:17). Juga istri saya, Yekka mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan disana. Ia telah turut campur dalam seluruh kejadian ini, mulai dari perjalanan ke rumah sakit, masuk ruang gawat darurat, proses tindakan medis, perawatan, keluar dari rumah sakit dengan jaminan dari seseorang yang tidak saya kenal sebelumnya, sampai pemesanan tiket pesawat pulang seluruhnya. Puji Tuhan. Allah sungguh dahsyat!

Masa-masa setelah itu sejak bulan Januari-April 2018 merupakan masa dimana saya mulai mencari kehendak Tuhan dan apa yang Ia ingin kerjakan dalam hidup saya dan keluarga. Inilah waktu-waktu saya bergumul dan merenungkan Firman Tuhan untuk mengetahui destiny saya dimasa yang akan datang setelah kejadian ini. Pada waktu saya menulis kesaksian ini, saya kembali diingatkan Roh Kudus bahwa Tuhan selalu menuntun tiap-tiap anakNya ke dalam jalan yang harus kita tempuh di dalam rancanganNya. Ada beberapa ayat yang sering muncul dalam perenungan saya pada waktu itu, yaitu Yesaya 43 : 18 – 19, bahwa Tuhan akan melakukan sesuatu yang “baru” dalam hidup saya dan saya tidak perlu mengingat-ingat kembali masa yang lampau. Juga Kisah Rasul 3 : 19 – 21 dimana Tuhan Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa di sorga sedang menantikan saatnya waktu pemulihan segala sesuatu. Nubuatan ini juga ditulis oleh Pendeta Kenneth. E. Hagin dalam buku kecilnya yang berjudul “The Coming Restoration” pada tahun 1985 dan Tuhan sedang mengingatkan kembali kepada saya hal tersebut.

Kemudian tibalah saatnya Tuhan kembali beracara dalam platform hidup saya dan keluarga. Pada tanggal 27 April 2018, ketika gereja kami mengadakan doa semalaman, maka istri saya datang menghadirinya. Namun karena kondisi saya masih dalam pemulihan maka saya tinggal dirumah tidak ikut acara doa tersebut. Pada sesi kira-kira pukul sepuluh malam, ketika jemaat sedang dalam suasana berdoa di ruangan, tiba-tiba ia tersentak dan mendengar (tanpa membuka mata) ada seorang pembicara pada sesi tersebut yang berkata “akan datang waktu restorasi, pemulihan atas segala sesuatu”. Istriku dapat merasakan ada roh dan urapan yang mengalir kuat dari pembicara ini, yang sangat berbeda dengan pembicara-pembicara lain yang lazimnya pernah ia dengar. Ia membuka mata dan melihat, “Dahsyat apa yang terjadi dengan pembicara ini? Siapakah gerangan beliau ini? Mengapa ia memiliki roh yang sama seperti yang seringkali aku dengar dari suami saya tentang hamba Tuhan yang bernama Morris Cerullo?

Kesokan harinya, dengan bersemangat ia menceritakan kepada saya tentang pembicara ini bagaimana ia memiliki roh yang dahsyat. Maka bersegera kami mencari tahu di internet siapakah sebenarnya beliau, yang ternyata adalah Pdt. Timothy Parengkuan. Lalu kami mulai mendengarkan setiap hari recorded live streaming beliau yang sebelum-sebelumnya. Belum sadar bahwa Allah sebenarnya sedang menuntun hidup kami ke jalan yang Ia inginkan. Sampai suatu hari istri saya memperoleh salah satu recorded live streaming dari Facebook beliau di Purwokerto, tanggal 28 Juli 2018 berjudul The Prophesied Generation, dan menunjukkan kepada saya bagaimana Tuhan ingin meneguhkan kami setelah kejadian di Taipeh. Pada live streaming itulah, Tuhan seolah berkata kepada saya melalui Pdt. Timothy Parengkuan “Akan ada generasi yang  dimunculkan oleh Tuhan dan generasi ini tidak disukai oleh musuh… mungkin ada diantara Anda yang mengalami sakit penyakit yang bagi kedokteran sangat berbahaya, tetapi dengarkanlah perkataan ini, ketika Tuhan memanggil engkau tidak boleh ada kuasa lain atau maut sekalipun yang dapat menghentikan engkau, generasi yang Tuhan panggil !!”.

Kami mulai mendengarkan live streaming setiap hari, men-download-nya dan mendengarkan berulang-ulang. Kami menjadi semakin haus dan lapar akan Firman Tuhan yang kami dengar. Hidup kami mulai dibangun fondasinya oleh Tuhan sehingga kami memiliki destiny dan identitas yang Tuhan inginkan. Sampai pada suatu hari istri saya mendengar bahwa Pdt. Timmy dalam salah satu live streaming ingin bertemu dengan para pendengarnya dan mengundang untuk datang pada acara gathering dalam komunitas City Shakers (sekarang Restoration Community) bertempat di Covenant Life Church (CLC), Setiabudi One Kuningan. Inilah hari pertama kami datang, yaitu pada hari Kamis, 30 Agustus 2018 dan bertemu dengan Pdt. Timothy Parengkuan yang sekarang telah menjadi orang tua rohani kami. Sejak hari itu kami terus diperlengkapi oleh Tuhan sampai pada hari ini untuk mengalami pemulihan sepenuhnya dan berjalan makin lama makin naik. Sungguh Tuhan telah memakai beliau dalam jawatan khusus untuk memanggil siapa saja yang namanya telah tertulis dalam Kitab Kehidupan untuk menjadi putera-putera Bapa Sorgawi, yaitu suatu generasi yang akan menggenapi nubuatan dan apa yang tertulis dalam Alkitab, yang akan dimunculkan untuk menjadi saksi-saksiNya pada hari-hari ini.

Kiranya kesaksian ini menjadi berkat. Segala kemuliaan bagi Tuhan Yesus. Halleluya. Tuhan memberkati.

Antonius Herusetya

 

 

 

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *