Ada cerita yang menarik di dalam Akitab, ketika Yesus menampakan diri di jalan ke Emaus,
Lukas 24 : 13 – 35 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
Tetapi dua orang ini belum menyadari bahwa yang sedang bercakap-cakap dengan mereka adalah Yesus karena mata mereka masih terselubung.
Hal menarik terlihat ketika mereka terus membicarakan tentang Tuhan, maka Tuhan hadir di dalam perjalanan mereka. Tuhan sangat suka dengan orang yang terus menerus berbicara tentang Dia karena saat itu juga orang tersebut sedang memuliakan NamaNya.
Ketika kita memuliakan namaNya maka Dia akan senang dan Dia juga akan memuliakan kita. Karena waktu Dia memuliakan kita maka kita akan mengalami kesaksian demi kesaksian sehingga orang-orang di sekitar kita akan melihat Tuhan dalam kehidupan kita.
Hal menarik lain dari cerita ini ada di dalam,
Lukas 24 : 28 – 32 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”
Ketika sudah mendekati kampung, kedua murid mendesak Yesus untuk bermalam dengan mereka, sebenarnya Yesus sudah mengetahui bahwa mereka sudah sampai dan Yesus ingin melihat bagaimana respon kedua murid. Ternyata respon mereka adalah mendesak Yesus tinggal bersama dengan mereka, Yesus pun mau untuk tinggal bersama sama dengan mereka. Sesampai di rumah mereka tetap bersekutu dengan Yesus sampai akhirnya Yesus memecah mecahkan roti dan mengucap syukur.
Tindakan yang Yesus buat adalah Ia sedang membagikan apa yang ada di dalam diriNya kepada mereka sehingga terbukalah mata rohani mereka dan mengerti Firman yang mereka terima.
Terkadang sebagai orang Kristen hubungan dengan Tuhan hanya sampai di kebaktian saja, kita tidak pernah benar-benar mengerti tentang Firman sehingga tidak pernah mengalami Tuhan secara pribadi. Sedangkan kerinduan hati Tuhan ialah setiap Firman dapat dimengerti dengan benar agar kita menerima bagian yang sudah ditentukan dari sebelum dunia dijadikan, yaitu hak-hak yang harus kita terima sebagai anak-Nya. Berbahagialah dua orang ini karena mereka menerima roti yang Tuhan pecah pecahkan yaitu mereka menerima bagian mereka sehingga mereka kembali lagi ke Yerusalem dan menjadi saksi.
Kalau kita tidak mengalami Tuhan secara pribadi maka kita tidak akan pernah memiliki kesaksian. Dan kalau kita tidak memiliki kesaksian maka kita tidak akan pernah memuliakan Tuhan dan sudah pasti Tuhan tidak akan memuliakan kita.
Ada dua hal yang dapat kita pelajari melalui kisah ini. Pertama, dimana pun kita berada dengan siapa pun jangan takut atau malu untuk bercerita mengenai Tuhan. Biarlah mulut kita penuh dengan perkataan atau cerita tentang Tuhan, kalau kita terus melakukannya maka Tuhan akan mengunjungi dan menjawab setiap doa kita. Di masa Pey ini supaya mulut kita hanya digunakan untuk menceritakan tentang Tuhan jangan lagi kita menyalah gunakan mulut kita dengan perkataaan yang sia sia.
Pengkotbah 5 : 5 – 6 Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu? Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.
Kalau mulut hanya di pakai untuk perkataan yang sia sia maka Tuhan akan merusak apa yang tangan kita kerjakan, ini sama dengan apa yang kita kerjakan tidak akan berhasil dan semuanya akan menjadi sia sia.
Kedua, mereka mendesak Yesus untuk tinggal bersama sama dengan mereka. Ini adalah sikap yang di tunggu-tunggu oleh Yesus, mendesak untuk terus selalu bersama dengan Yesus. Seringkali kita hanya butuh Tuhan pada saat mengalami kesulitan tetapi setelah Tuhan menolong berapa banyak orang Kristen yang mau menahan supaya Yesus tetap tinggal bersama. Karena dua murid memiliki sikap yang benar dan disukai oleh Yesus maka pada malam itu juga mereka memiliki pengalaman dengan Tuhan, yaitu Tuhan Yesus membuka mata rohani dan pengertian mereka sehingga mereka bisa mengerti Firman Tuhan.
Salah satu dari dua orang tersebut bernama Kleopas, yang artinya adalah Bapa di permuliakan.
Hari-hari ini kalau kita benar benar mau memuliakan Bapa lewat hidup dan perkataan kita maka Bapa juga akan memuliakan kita. Karena ini merupakan doa yang Yesus ajarkan
Matius 6 : 9 – 10 Karena itu berdoalah demikian:Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu,jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Kalau kita memuliakan Nama Nya maka Kehendak Tuhan yang akan terjadi di dalam hidup kita. Haleluya
Dan kita tahu bahwa kehendak Tuhan atas kita yaitu kita ada di dalam KebaikanNya.
Kalau kita ada di dalam kebaikan-Nya maka kita akan selalu memiliki kesaksian sehingga kehidupan kita benar benar memberkati banyak orang. Amin
DEBORAH NANLOHY
Leave a Reply