Sikap Hati yang Benar

Sikap Hati yang Benar

 

Yesaya 30 : 18 Sebab itu TUHAN menanti-nantikan  saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya  kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi  kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil;  berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!

Terdapat sebuah cerita yang menarik dalam Alkitab mengenai Bartimeus,

Markus 10 : 46 – 52

Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. Ketika didengarnya, bahwa itu adalah Yesus orang Nazaret,  mulailah ia berseru: “Yesus, Anak Daud,  kasihanilah aku!” Banyak orang menegornya supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan berkata: “Panggillah dia!” Mereka memanggil orang buta itu dan berkata kepadanya: “Kuatkan hatimu, berdirilah, Ia memanggil engkau.” Lalu ia menanggalkan jubahnya, ia segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus. Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni,  supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan  engkau!” Pada saat itu juga melihatlah ia, lalu ia mengikuti  Yesus dalam perjalanan-Nya.

Bartimeus adalah anak Timeus, Timeus adalah nama lain dari Timothy yang artinya menghargai Tuhan. Jika alkitab menuliskan Bartimeus adalah anak dari Timeus itu bukanlah suatu hal yang kebetulan, melainkan ada cerita di balik nama tersebut.

Timeus adalah bapak dari Bartimeus dan Timeus berhasil mengajarkan taurat kepada anaknya, sehingga taurat tertanam di dalam kehidupan Bartimeus, hal itu bisa di lihat dari cara hidup Bartimeus.

Bartimeus adalah seorang  pengemis yang buta. Ia sudah sering mendengar cerita tentang Yesus. Ia juga telah mendengar jika Yesus bisa menyembuhkan orang sakit.

Pada waktu Yesus tiba di Gerbang Yerikho bersama dengan para murid. Hal itu terdengar oleh Bartimeus, dan apa yang di lakukan oleh Bartimeus .. Bartimeus berteriak dengan kuat ‘ Yesus Anak Daud Kasihanilah Aku ‘ dan ia terus berteriak semakin keras sampai Yesus berhenti dan memanggil ia.

Bagaimana bisa-bisanya Bartimeus berteriak Yesus Anak Daud Kasihanilah Aku ? karena ia menyimpan setiap taurat yang di ajarkan oleh bapanya kepada dia. Sikap hati yang menyimpan Taurat atau Firman itu yang di miliki oleh Bartimeus dan ketika Ia mendeklarasikannya hal itu membuat Yesus berbalik dan menyembuhkan dia. Dalam cerita ini sikap hati bartimeus benar benar membuat Yesus melakukan mujizat di dalam hidupnya.

Sikap seperti ini yang membuat Bartimeus memiliki nilai di dalam hidupnya, dan nilai-nilai itu tidak terpengaruh dengan kondisi kehidupannya yang miskin dan buta. Firman yang dia simpan di dalam hidupnya itu membangkitkan iman nya bahwa suatu hari Tuhan akan menggenapi FirmanNya.

Begitu juga dengan kita, kalau kita selalu menyimpan Firman di dalam hati maka kita harus percaya bahwa Tuhan juga memiliki waktu untuk menggenapi. Sikap hati seperti inilah yang membuat firman bertumbuh, dan menjadi iman. Sampai tiba waktunya kita mengucapkan Firman yang kita terima dan itu akan terjadi.

Sekarang banyak dari kita sedang menantikan jawaban doa tetapi bagaimana dengan sikap hati kita, apakah kita tetap menjaga FirmanNya di dalam hati kita dan  percaya bahwa Tuhan akan menjawab doa dan permohonan kita.

Di hari hari yang semakin gelap mari kita jaga sikap hati kita kepada Tuhan, kita tetap menjaga Firman Nya yang sudah Tuhan berikan kepada kita jangan kita melepasnya, karena Firman yang ada di dalam kita yaitu Firman yang hidup dan tidak akan pernah gagal. Mari kita menjaga dan mengizinkan FirmanNya bertumbuh sampai iman percaya kita benar benar menjadi kuat.

Pada waktu Tuhan melihat sikap kita sudah seperti ini maka Dia akan menunjukan kasih setiaNya kepada kita.

Di dalam kasih setiaNya ada mujizat dan di dalam kasih setiaNya juga ada pemulihan. Haleluya.

Hal ini juga yang terjadi dalam hidup Bartimeus, ia bukan saja mengalami kesembuhan melainkan ia mengalami pemulihan identitas.

Di ayat 50, di ceritakan bahwa Bartimeus menanggalkan jubahnya. Arti profetik dari jubah adalah identitas. Bartimeus bukan lagi seorang yang miskin dan cacat tetapi perjumpaannya dengan Yesus menjadikan identitasnya berubah.

Saya percaya waktu kita berjumpa dengan Yesus maka identitas kita bukan lagi hamba tetapi menjadi anak.

Ini juga yang terjadi atas Bartimeus, ia bukan lagi seorang yang miskin dan pengemis (hamba dari dosa) .. tetapi sesuatu yang baru terjadi dalam kehidupannya.

Hal hal yang baru akan terjadi saat identitas kita berubah. Kalau identitas kita anak maka Bapa di sorga akan memuliakan kita karena di dalam anak ada nama Bapa nya.

Terpujilah Tuhan Yesus.

DEBORAH NANLOHY

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *