Apabila kita betul-betul menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan maka kita akan menjadi orang yang seperti Yesus katakan dalam,
Roma 11 : 17 Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah,
Mungkin ayat ini jarang disampaikan karena orang berpikir apa maksud dari ayat tersebut diatas. Paulus adalah satu-satunya dari murid Tuhan, dari para rasul yang Tuhan percayakan untuk bersama dengan rasul-rasul yang lain itu untuk menyingkapkan apa yang disebut sebagai rahasia Tuhan.
Bahkan kalau anda lihat Paulus dipanggil untuk bangsa-bangsa (diluar Bangsa Israel) dengan tujuan supaya apa yang ada pada Bangsa Yahudi itu dapat diterima oleh bangsa-bangsa lain . Dia adalah satu-satunya dari murid Tuhan, dari para rasul yang memiliki pendalaman Alkitab yang luar biasa. Dia di didik secara ketat oleh guru besar Gamaliel untuk memahami 5 kitab Musa, kitab para nabi, kitab mazmur. Diapun mengatakan didalam kesaksiannya, bahwa dia adalah orang Farisi, bahwa betul apa yang diajarkan oleh Musa kepada Bangsa Israel sehingga ajaran itu menjadi sebuah kepercayaan bagi orang Yahudi yang disebut Judaisme. Tetapi setelah Paulus bertemu dengan Yesus, maka apa yang diterima di dalam keagamaanNya itu berubah total. Dia tidak menganggap lagi apa yang dia tangkap di masa lalu adalah sebuah agama Yahudi atau Judaisme. Tetapi Paulus justru melihat bahwa ini adalah sebuah rahasia yang tersimpan selama berabad-abad yang Tuhan percayakan kepada orang Yahudi.
Kemudian ketika dia ditugaskan untuk menginjil kepada bangsa-bangsa, pesannya adalah supaya bangsa-bangsa lain turut mendapat bagian dalam akar Pohon Zaitun yang penuh dengan getah dimana di pohon tersebut ada carang-carang asli disitu. Kita dikatakan carang-carang yang di cangkokkan. Dari sini kita dapat melihat apa yang Tuhan sediakan atas orang Yahudi, merupakan satu rahasia besar yang sangat luar biasa di dalam perayaan-perayaan mereka dan tahun-tahun mereka. Yang dibukakan di dalam Kristus untuk bangsa-bangsa lain supaya kita memperoleh hal-hal yang berasal dari Bapa kemudian dinyatakan ke bumi. Itulah yang diberitakan oleh Rasul Paulus dan itu juga sebenarnya yang diajarkan oleh Yesus.
Bagaimana kita berdoa, jika kita hendak berdoa, berdoalah seperti ini : “Bapa dipermuliakanlah namaMu, datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti disorga”. Doa ini dinyatakan kepada murid-muridNya kemudian di dalam 4 Injil diberitakan supaya setiap orang yang percaya kepada Yesus akhirnya mempunyai doa yang sama.
Matius 6 : 9 – 10 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Pada orang Yahudi dimana ada Perayaan Yahudi yang dimulai dari mulai Pesakh (Paskah) sampai kepada Sukkot (Pondok Daun) di dalamnya berbicara tentang rancangan Tuhan. Sedangkan di dalam tahun-tahun mereka (tahun Tuhan), berbicara tentang bagaimana Tuhan melepaskan anugerahNya, memberikan keadilanNya dari waktu ke waktu.
Ada 3 yang tidak berkesudahan yang harus kita ketahui, yaitu :
- Perkataan Tuhan (Matius 24 : 35)
- Kasih Setia Tuhan (Ratapan 3 : 22)
- Tahun-tahun Tuhan (Mazmur 102 : 28)
Mazmur 102 : 27 tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.
2 Korintus 6 : 2 Sebab Allah berfirman: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.
Saudara perlu tahu bahwa di dalam Alkitab, termasuk dalam kehidupan murid-murid Tuhan, semua yang ditulis di sana berasal dari sudut pandang Yahudi. Sekalipun Perjanjian Baru itu banyak ditulis dalam Bahasa Gerika (Bahasa Yunani). Tetapi itu tetap lahir dari latar belakang Yahudi. Jika berbicara tentang waktu, mereka terbiasa seperti kisah Abraham dimana Tuhan memberikan janji kepada Abraham untuk memberikan keturunan dan itu sudah ditetapkan yaitu pada waktu Tuhan berkenan.
Waktu-waktu Tuhan itu adalah hal yang biasa. Seperti apa yang dikatakan dalam
Pengkhotbah 3 : 11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Pada waktu kita terkoneksi dengan perayaan dan tahun-tahun Tuhan maka kita dapat melihat jelas perjalanan kita seperti apa. Kita bisa mengerti apa yang Tuhan rancangkan. Orang Yahudi mengakui bahwa tahun-tahun mereka adalah tahun-tahun yang berasal dari Tuhan.
Pada saat bangsa Yahudi hendak memasuki tahun yang baru, ada 2 bulan mereka melakukan perenungan. Yaitu :
- Bulan yang keenam, ini adalah bulan Elul. Disitulah mereka melakukan Thesuvah/pertobatan karena mereka akan segera memasuki tahun.
- Bulan yang ketujuh, setelah mereka memasuki tahun yang baru mereka adakan lagi 10 hari instrospeksi diakhiri dengan Yom Kippur
Kenapa mereka melakukan hal seperti diatas? Karena mereka menyadari bahwa tahun-tahun yang mereka lalui bukanlah tahun-tahun manusia.
Mazmur 102 : 24 Aku berkata: “Ya Allahku, janganlah mengambil aku pada pertengahan umurku! Tahun-tahun-Mu tetap turun-temurun!”
Daud berdoa agar Tuhan tidak mengambil dia pada pertengahan umurnya. Daud sedang berbicara kepada umurnya secara jasmani. Tetapi kemudian Daud berkata bahwa tahun-tahun Tuhan tidak berkesudahan. Artinya, dia mengetahui bahwa jika dia melihat kepada keberadaan manusiawinya itu merosot. Namun ketika Daud berkata bahwa tahun-tahun Tuhan itu tetap ada turun temurun, yang berarti tahun-tahun Tuhan ada, dan ketika Daud masuk kedalam tahun-tahun Tuhan maka Daud melihat bahwa perjalanannya itu kekal sampai selama-lamanya. Jadi orang Yahudi mengerti bahwa tahun-tahun yang mereka lalui bukanlah tahun-tahun yang biasa
Saduran dari Sukkot 5781 Celebration, 05 Oktober 2020 oleh Ps. TIMOTHY PARENGKUAN dan ditulis ulang oleh EMMA CHRISTINE
Leave a Reply