Markus 7 : 24 – 27 “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”
1 Petrus 2 : 6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.
Sebelum bangunan dibangun hal yang pertama kali harus dikerjakan adalah membuat dasar terlebih dahulu. Dasarnya harus dari batu supaya kuat dan yang dimaksud batu disini adalah Yesus Kristus karena Dia adalah Batu Penjuru.
Begitupun dalam kehidupan kerohanian, jika kita tidak memiliki dasar yang kuat maka kita seperti orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir.
Ini waktunya kita memperhatikan bagimana rumah kita, jika kita mau bertahan dan menang menghadapi goncangan yang sedang terjadi Tuhan berkata, jika kita mendengar firmanNya dan melakukannya, maka kita sedang membangun dasar rumah di atas batu.
Kita harus menjadikan firman sebagai dasar kehidupan.
Ibrani 12 : 27 – 28 Ungkapan “Satu kali lagi” menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Tidak semua orang Kristen memahami dan mengerti benar tentang rumah yang harus mereka bangun, kita dapat cek diri kita sendiri, bagaimana dengan dasar kekristenan kita. Ketika goncangan datang bagaimana respon kita, khususnya di masa pendemik ini. Ketakutan dan kekuatiran bahkan kematian sedang dilepaskan oleh kuasa kegelapan, bagaimana dengan kita? Apa kita juga mengalami hal yang sama dengan orang-orang di luar Kristus, atau kita tetap teguh percaya bahwa kita ada didalam Dia. Sebab mereka yang hatinya teguh tidak akan dipermalukan.
Sebelum Tuhan datang kedua kalinya, Dia akan memulihkan segala sesuatu dan termasuk dasar yang salah,yang di bangun oleh pengertian yang salah yang membuat kekristenan kita hanya menjadi agamawi saja.
Untuk mengetahui bahwa dasar kita salah kita perlu kerendahan hati datang kepada Yesus dan minta supaya Roh Kudus menyingkapkan nya.Karena untuk Tuhan membangun kembali dasar yang benar, Dia pasti akan menghancurkan dasar-dasar yang salah di dalam kehidupan kita.
Karena sudah pasti dasar yang salah itu telah menjadi tabiat atau sifat dan budaya bahkan sudah menjadi bahasa di dalam kita.
Yesaya 58 : 12 Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus “, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”.
Di ayat ini jelas sekali bahwa Tuhan akan memperbaiki tembok yang tembus dan memperbaiki jalan. Dia akan memperbaiki dasar melalui pewahyuan tentang Diri Nya sendiri, yaitu lewat karya penebusanNya yang sudah Dia kerjakan.
PenebusanNya bukan saja hanya untuk mengampuni dosa manusia tetapi melalui penebusanNya, Tuhan akan mengembalikan posisi manusia kembali kedalam kodrat Ilahi, manusia akan dikembalikan ke dalam rupa dan gambarNya.
Jika manusia sudah masuk kembali ke dalam rupa dan gambarNya, manusia bukan hanya akan menang dari ketakutan tetapi kuasa kegelapan juga tidak bisa berkuasa atas kita. Percayalah karena awal Tuhan menciptakan manusia bukan untuk di kuasai dosa dan di belenggu oleh perbuatan setan, tetapi supaya manusia berkuasa atas seluruh ciptaan Tuhan yang lain.
Semua sudah di rusak oleh dosa dan tanpa kita sadari dosa pun sudah menjadi dasar di dalam kehidupan kita.
Sekali lagi iblis tidak takut jika kita berdoa bahkan melayani Tuhan dengan sepenuh waktu, karena selama dasar rumah kita masih dibangun secara bercampur antara dosa dan rohani, maka iblis masih memiliki landasan untuk mengganggu bahkan menjatuhkan kita. Tetapi jika kita membangun dasar rumah kita dengan benar yaitu Batu Penjuru, Yesus Kristus maka kita akan menjadi orang-orang Kristen yang kokoh yang tidak bisa di ombang ambingkan oleh dunia dan kuasa jahat.
Mari kita izinkan supaya Tuhan memperbaiki dasar kita. Sebelum Dia datang biar hal ini menjadi doa kita yang utama yaitu dasar kita di betulkan dan mengizinkan rumah kita untuk dibangun di atas penebusanNya supaya Kodrat Ilahi kembali pulih di dalam kita.
Percayalah jika kita sudah ada di dalam kodrat Ilahi maka kita tidak akan sama dengan orang orang yang membangun rumah nya di atas pasir. Alkitab jelas mengatakan dalam
Yohanes 15 : 7 – 8a Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki , dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,
Jelas bahwa apa saja yang kita minta, akan Bapa berikan karena melalui hal inilah nama Bapa akan dipermuliakan. Jika bapa di permuliakan sudah pasti kita tidak akan mengalami kekurangan apapun, bahkan kita akan hidup dalam kemenangan demi kemenangan.
DEBORAH NANLOHY
Leave a Reply