Berada Di Dalam Atau Di Luar  

Mazmur 27 : 4 – 5 Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu.

Psalm 27 : 4 – 5 One thing I have asked of the Lord, and that I will seek:That I may dwell in the house of the Lord [in His presence] all the days of my life, To gaze upon the beauty [the delightful loveliness and majestic grandeur] of the Lord And to meditate in His temple. For in the day of trouble He will hide me in His shelter; In the secret place of His tent He will hide me; He will lift me up on a rock.

Saat ini kita sudah ada di dalam Tahun Tuhan (Tahun Alkitab / Tahun Ibrani) 5782 atau Pey Beith, yang secara profetis berbicara juga tentang waktu dan saat yang Dia sudah tetapkan melalui Bangsa Israel. Didalamnya ada rancanganNya yang dinyatakan dan sudah seharusnya kita mengalaminya.

Apabila kita melihat makna dari Pey Beith secara sederhana, Pey memiliki makna “mulut yang terbuka”, sedangkan Beith memiliki makna “rumah”. Jika melihat makna secara keseluruhan dari Pey Beith, maka di tahun (musim) ini sebenarnya, Tuhan sedang menyatakan suaraNya yang memanggil kita untuk berada di dalam rumahNya.

Tuhan ingin kita berada di tempat dimana Dia juga berada, seperti yang doa Yesus Kristus sendiri kepada Bapa di dalam,

Yohanes 17 : 24 Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Pada dasarnya kehidupan manusia tidak akan dapat terpisah jauh dari Tuhan yang menciptanya. Manusia tidak bisa tidak, harus senantiasa ada di dalam tempat kediamanNya, dosalah yang membuat manusia tidak dapat berada dekat denganNya, dan tinggal di dalam tempat kediamanNya. Namun kerinduan Yesus seperti yang ada dalam ayat tadi, sedang digenapi mulai di musim Pey Beith.

Yang menjadi pertanyaan, apakah kita telah mendengar suaraNya yang memanggil kita untuk masuk tinggal di dalam rumahNya ? Ketika hati kita tidak benar-benar terfokus kepadaNya, tentunya kita tidak akan pernah dapat mendengar suaraNya, yang sebenarnya juga adalah kerinduanNya, yang sudah lama ada sejak peristiwa pelanggaran dosa yang dibuat manusia pertama di Taman Eden sehingga harus diusir keluar dari taman itu.

Semua situasi yang ada disekitar kita akan sangat mempengaruhi fokus hati kita kepadaNya. Fokus hati kita, bagi Tuhan merupakan sebuah perjanjian atau kesepakatan yang kita buat. Apa yang menjadi fokus hati kita saat ini akan membawa kita kepada bagian kita. Karena apa yang ada di dalam (fokus) hati kita, disitulah juga harta kita berada (Matius 6 : 21), di dalam hati ada kehidupan (Amsal 4 : 23). Setan berusaha untuk kita tidak terfokus kepadaNya melalui semua intimidasi yang dia lakukan seperti sekarang ini melalui Pandemi Covid 19.

Tetapi saat kita hanya berfokus kepada semua perkara yang di atas, maka kita akan mampu mendengar suaraNya, menangkap kerinduanNya untuk kita. Apapun yang sedang kita alami saat ini, jika kita benar-benar memperhatikan suaraNya melalui firmanNya yang dinyatakan oleh Roh Kudus, maka kita akan dapat mengerti apa yang harus kita lakukan dan yang menjadi bagian kita.

Perhatikanlah, mereka yang tetap memiliki fokus hati yang benar hanya untuk mengerti kerinduanNya, maka mereka akan dibawa berpindah dari area (realita) dunia yang penuh dengan intimidasi, ketidakpastian, kehancuran kepada area dimana ada Tuhan ada di dalamnya, itulah area kediamanNya, rumahNya, hadiratNya, meskipun mereka masih ada di dalam dunia ini. tetapi kehidupan manusia rohani mereka sudah berpindah ke dalam areaNya, sehingga hidup mereka (jiwa dan tubuh) tidak ada dalam pengaruh “gravitasi” dari dunia.

Fokus hati mereka yang hidupnya hanya untuk mencari dan mengenal Dia, yang tetap menjaga hidupnya dalam kebenaran, mereka akan mengalami kebaikan, kemurahan Tuhan. Bahkan mereka akan mengalami perlindungan Tuhan yang supranatural, semuanya itulah berkat yang Dia sediakan jika mereka ingin berada dalam rumahNya, yang dapat dikatakan juga hadiratNya.

Mereka yang tinggal di dalam rumahNya ini juga akan mengalami sebuah pengalaman kedalaman dari kehadiranNya, sebagaimana yang dialami Raja Daud yang selalu masuk ke dalam rumahNya yang saat itu hanya berupa pondok sederhana. Dia bertemu dengan Tuhan di dalam pondok tersebut, karena ada Tabut Perjanjian yang diletakkan didalamnya. Baginya, perjumpaan dengan Tuhan, mengalami kehadiranNya, merupakan sebuah “harta” yang tidak ternilai sehingga dia tidak ingin berada di tempat yang lain, selain tinggal di dalam tempat kediamanNya itu. Sebab Raja Daud merasakan sebuah pengalaman kedalaman yang tidak dapat dia jumpai di tempat lain, dalam kedalaman yang dia alami bersama Tuhan, dia merasa utuh, penuh, karena kehadiran Tuhan yang sangat kuat melingkupinya. Ya, Tuhan menyatakan semuanya itu karena Tuhan tahu, Raja Daud memiliki sikap hati yang benar, yang hanya fokus kepadaNya, bukan kepada kekuasaan, harta yang dia miliki sebagai seorang raja pada jamannya.

Saat dia memalingkan perhatiannya kepada semua yang dia miliki (1 Tawarikh 21 : 1 – 17), maka Tuhan sendiri yang berhadapan denganNya, sehingga pada akhirnya diapun bertobat.

Raja Daud, tidak ingin salah fokus kepada apa yang sudah dia miliki. Dia telah menetapkan hatinya hanya untuk mendekat, mengenal Tuhan lebih dalam. Dia tidak ingin ada di luar, dia hanya ingin berada di dalam tempat dimana Tuhan ada disitu. Dia tahu tanpa kehadiran Tuhan yang seringkali dia temui dalam penyembahannya di depan Tabut Perjanjian, dia tidak akan mendapatkan apapun dalam hidupnya.

Dalam Pey Beith ini, Tuhan sangat memperhatikan apa yang ada di dalam hati kita. Tuhan hanya mencari orang-orang yang dapat bersepakat denganNya, karena Dia akan membawa mereka kepada kedalaman, yaitu kemuliaanNya yang tidak akan Dia nyatakan kepada sembarang orang. Dia ingin kita mengalaminya, supaya kita mengalami juga pemulihan yang penuh sebelum kedatanganNya yang kedua sebagai Raja diatas segala raja dengan kemuliaanNya yang sangat besar, yang akan memenuhi bumi dan menghancurkan semua perbuatan musuh dengan kegelapan yang dibuatnya.

Di dalam rumahNya itulah, kita akan diangkat naik, untuk membawa kesaksian dari NamaNya yang besar sehingga semua orang dapat mengenal Dia, yang memiliki otoritas dan kuasa atas semua yang ada, hanya Dialah yang layak ditinggikan dan dimuliakan.

Saat Dia membawa kita naik, sebenarnya Dia sedang memberikan sebuah identitas baru yang tidak sama dengan identitas kita di dalam area dunia ini. Identitas yang dimaksud adalah identitas KerajaanNya, yaitu sebagai putraNya yang akan mewarisi NamaNya. Inilah kemuliaan besar yang Dia sediakan, jika kita dapat terus berada di dalam rumahNya, hadiratNya.

Jangan salah mengambil keputusan di dalam hatimu saat ini. Putuskan untuk selalu hanya ingin berada di dalam rumahNya, bukan di luar. Ada berkatNya yang Dia sediakan disana, bahkan ada kemuliaan besar yang Dia akan nyatakan.

MICHEL WILLIAMS

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *