Indonesia Dalam Waktu TUHAN

Wahyu 5 : 9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

Pertemuan G20 yang dilaksanakan 15 – 16 November lalu, di Bali dimana Indonesia diberikan mandat untuk memimpinnya, merupakan sebuah momentum yang tidak biasa jika kita melihatnya dari perspektif profetik. G20 atau Group of Twenty terdiri dari negara-negara yang mempunyai GDP (Growth Domestic Product  / Pertumbuhan Domestik Bruto) 80 % di seluruh dunia, dan memegang 70 % perdagangan dunia dan juga mewakili 60 % penduduk dunia. Forum yang dibentuk di tahun 1999, ini mempunyai posisi sangat strategis bagi perkembangan ekonomi dunia. Betapa lebih strategis lagi maknanya ketika Indonesia mendapat giliran untuk memimpin forum tersebut di tahun 2022 ini.

Waktu penyelenggaraan pertemuan G20 di bulan November 2022, mengandung makna yang sangat penting di dalam waktu dan musim TUHAN jika kita melihat dari tahun yang sudah diberikan TUHAN kepada Bangsa Israel, yaitu di dalam tahun Peh Gimel, 5783.

TUHAN mempunyai tujuan yang sangat luarbiasa atas semua bangsa yang ada di dunia yang harus digenapi dalam penebusanNYA yang sudah dinyatakan atas semua suku, bahasa, kaum dan bangsa termasuk atas Indonesia.

Apabila kita melihatnya di tahun Peh Gimel, yang mana pesan penebusanNYA sangat kuat. Melalui penebusanNYA maka orang-orang yang sudah ditebusNYA dapat bergerak masuk ke dalam jalanNYA, rancanganNYA. Mereka dibawa ke dalam waktu yang sudah DIA tetapkan untuk mereka mengalami kemuliaanNYA.

Indonesiapun saat ini sedang masuk ke dalam waktuNYA itu. Melalui pertemuan G20 di Bali, Indonesia sedang TUHAN angkat naik untuk menyuarakan apa yang sudah DIA tetapkan atas bangsa ini, yaitu untuk membawa pesan pemulihan kepada bangsa-bangsa lain. Pertemuan G20 di Indonesia sangat berbeda dengan yang sebelumnya, karena terasa sekali keakraban dari para pemimpin dunia yang hadir tidak terasa kaku, suasana yang dibangun sangat cair. Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa pertemuan G20 kali ini tidak akan dapat mencapai kesepakatan, namun kenyataannya melalui kepemimpinan Indonesia, lahirlah “Leaders Declaration” yang merupakan kesepakatan bersama diantara para pemimpin dunia yang hadir saat itu.

Tahun Ibrani Peh Gimel memiliki sebuah pesan yang sangat dalam untuk kita. Gimel adalah angka ke 3 dari Bahasa Ibrani, memiliki makna profetik kebangkitan, kehidupan, pergerakan. Sedangkan Peh mempunyai makna profetik perkataan yang dinyatakan. Kuasa penebusanNYA sedang dinyatakan di Peh Gimel, sehingga orang-orang yang ditebusNYA akan berjalan dalam kemenangan, kelepasan, pemulihan. Suara dari sorga yang membawa pesan penebusanNYA sedang sangat kuat atas orang-orang yang sudah ditebusNYA, termasuk atas bangsa-bangsa di dunia.

Indonesiapun sedang “meresponi” suara penebusanNYA yang sudah dinyatakan di sorga, sehingga kita dapat melihat bangsa ini sedang terus diangkat dalam kemuliaanNYA, yang pada akhirnya akan membuat bangsa-bangsa lain dapat melihat TUHAN di dalamnya sesuai dengan dasar nilai kehidupan Indonesia, yaitu Pancasila yang menempatkan “KeTUHANAN Yang Maha Esa” sebagai nilai pertama yang sangat diperhatikan dalam membangun bangsa ini. Nama TUHAN sudah ada atas Indonesia sejak awal bangsa ini dilahirkan.

Kepemimpinan Indonesia dalam pertemuan G20 lalu, yang mendapat banyak apresiasi dari pemimpin dunia yang hadir telah membuktikan bahwa Indonesia sedang diangkat oleh TUHAN ditengah kegelapan dunia yang sedang datang.

Bahkan ada beberapa rangkaian persitiwa sebelum pertemuan G20 dilaksanakan, dimana Presiden Joko Widodo juga telah menerima penghargaan Global Citizen Award dari Atlantic Council, tanggal 13 November lalu, karena dianggap telah memberikan kontribusi dalam memperjuangkan kemerdekaan ekonomi rakyat kecil dan juga negara-negara berpenghasilan rendah. Penghargaan yang diterima beliau, tentunya menjadi kesaksian bagi dunia bahwa Indonesia ingin menjadi solusi bagi kesulitan dunia saat ini. Keinginan beliau tersebut disampaikan saat menerima penghargaan tadi dan hal itu juga yang akan terus diperjuangkan Indonesia dalam kepemimpinannya di G20 Bali dan saat memimpin KTT ASEAN di tahun 2023 nanti. Dalam lingkup Kawasan Asia Tenggara, Indonesiapun ditunjuk sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, menggantikan Kamboja, dan serahterima kepemimpinan ini terjadi sebelum pertemuan G20 di Bali. Untuk ASEAN, Indonesia akan menjadikan Kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi terbuka yang berkelanjutan.

Dengan kata lain, semua persitiwa sebelum dan selama pertemuan G20 Bali, sangat memperlihatkan bagaimana TUHAN sedang menggenapi rancanganNYA satu persatu atas Indonesia sebab bangsa ini sudah masuk ke dalam waktuNYA, menjadi sebuah konfirmasi yang sangat jelas, bahwa TUHAN sedang bekerja atas bangsa ini. Manifestasi dari penebusanNYA yang sangat kuat sedang terjadi di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, bahasa dengan tradisinya masing-masing, serta agama.

Kebangkitan Indonesia sedang dimulai di Peh Gimel. Meskipun kegelapan sedang masuk ke dunia, tetapi bangsa ini akan menyatakan kemuliaan NamaNYA. Ada perkenananNYA atas Indonesia. Investasi-investasi baru akan masuk kembali ke Indonesia, sebab pemulihan sedang DIA lakukan di dalam dan melalui Indonesia di Peh Gimel.

Bagi banyak pengamat ekonomi, bahkan badan-badan keuangan dunia seperti IMF dan Bank Dunia, memprediksi tahun 2023 akan menjadi tahun yang sangat gelap dalam arti akan terjadi krisis ekonomi, pangan, migas secara global atas semua bangsa di dunia. Namun untuk Indonesia diprediksi tidak akan mengalami itu, sebab akan tetap terjadi pertumbuhan ekonominya meskipun akan lambat. Ada beberapa faktor secara makro ekonomi yang membuat Indonesia dapat dikatakan aman untuk tahun 2023 salah satunya adanya ketersediaan sumber daya alam yang melimpah.

Berita ini tentunya kembali mengkonfirmasi apa yang sedang dan akan TUHAN lakukan atas Indonesia dalam Peh Gimel. Sebab waktunya sudah tiba untuk Indonesia dipakaiNYA di dalam waktu yang sudah DIA tetapkan yaitu di Peh Gimel ini, supaya Indonesia dapat membawa kesaksian NamaNYA, membawa pemulihan dan menjadi jawaban bagi kesulitan semua bangsa. Manifestasi penebusanNYA sedang terjadi atas Indonesia.

Kabar Baik dari penebusanNYA yang terjadi sedang ada di Indonesia dan akan terdengar sampai ke seluruh pelosok dunia. Haleluyah.

(MICHEL WILLIAMS)

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *